Kemenkes: Deteksi Dini Diperlukan untuk Mencegah Pneumonia

Kemenkes: Deteksi Dini Diperlukan untuk Mencegah Pneumonia

Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr.Sigit Priohutomo, MPH, mengatakan deteksi dini diperlukan agar status gejala pneumonia tidak menjadi pneumonia berat, karena sekitar 60 persen penderita pneumonia berat meninggal dunia.

Dia melanjutkan, pada peringatan hari Pneumonia, 12 November nanti, Kemenkes akan mengajak masyarakat mewaspadai pneumonia atau radang paru-paru akibat infeksi organisme yang berasal dari virus, bakteri dan jamur.

“Kalau batuk ditutup, jangan disemprot ke orang. Cara lain deteksi dini bisa dengan Tarikan Dada ke Dalam (TDDK)”, ujar dr. Sigit, Sabtu (7/11).

Adanya bencana asap di Indonesia, juga membuat balita lebih rentan terkena pneumonia. Fungsi paru menjadi terganggu akibat paparan asap yang kemudian menghambat pasokan oksigen.

“Pneumonia masih menjadi pembunuh nomer 1 bagi balita. Untuk itu, cegah lewat imunisasi lengkap, giatkan pemberian ASI dan hindari lingkungan jorok kumuh dan kotor termasuk paparan asap akibat kebakaran hutan dan lahan,” tegas dr. Sigit.

Sementara itu, dr. Nastiti Kaswandani, SpA(K), Ketua UKK Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut pneumonia sebagai the forgotten killer atau pembunuh yang terlupakan pada anak-anak. Hal ini didasari oleh kewaspadaan yang kurang terhadap penyakit ini padahal angka kematiannya cukup tinggi.

“Pneumonia ini bisa disebut juga radang paru. Penyakit ini merusak bagian paru-paru yang berfungsi menyerap oksigen, sehingga pasien kekurangan oksigen yang bisa menyebabkan kematian. Angka kematiannya cukup tinggi namun masyarakat belum aware,” tutur dr. Nastiti.

sumber: http://kesehatan.rmol.co/read/2015/11/07/223712/Kemenkes:-Deteksi-Dini-Diperlukan-untuk-Mencegah-Pneumonia-


Leave a Reply